
Tatapannya sangat tajam. Bak sebuah silet yang siap
menyayat hati ini. Aku hanya bisa diam menatap mata itu. Tapi dengan tambahan
senyuman yang menghiasi wajahnya itu, ia tampak seperti orang yang sangat ingin
dikasihani, sangat memelas.
Dari matanya itu ia bagai bercerita padaku tentang betapa
pahit kehidupan yang sudah ia rasakan selama ini. Bagai memohon kepadaku untuk
membantunya keluar, keluar dari masalah-masalah yang sedang ia hadapi.
Tapi dari tatapan itu juga tampak bahwa ia ingin mencoba
dengan segala tenaganya untuk menghadapi semua itu. Tapi tetap saja, ia butuh
bantuan, ia butuh dorongan, ia butuh seseorang yang selalu menyemangatinya,
seseorang yang selalu ada ketika dia membutuhkannya, seseorang yang menjadi
teman hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar