
Bergantian turun dari mobil dan mencari tempat perhelatan. Ditunjukkan arah, kami menuju ruangan yang telah disediakan. Rintik-rintik hujan yang terus membasahi kepala dan kacamata ini juga terus mendampingi kami. Kami tiba di ruangan yang agak mewah itu.
Hawa semakin dingin di dalam, dengan pendingin ruangan yang juga membuat tangan ini sangat kaku untuk hanya sekedar membuka fathurrahman.
Acara dimulai dengan cabang tilawah dewasa. Kami coba untuk memantapkan persiapan yang ada. Lembar demi lembar kami telusuri, berusaha untuk memahami setiap huruf yang tertulis. Namun itu tidak semudah yang dibayangkan. Candaan kami pun tak lepas seiring berjalannya waktu. CM dan Jamal begitu sering bolak-balik kamar mandi. Entah apa yang mereka rasakan, namun suhu saat itu memang agak mengerikan.
Dilanjutkan dengan syarhil, juga tafsir. Setelah menunggu sekitar 3 jam dengan mengulang dan bersenda, kini saatnya giliran fahmil quran. Bel serta mikrofon-mikrofon disiapkan untuk kelima regu yang akan bertanding. Kami --aku dan CM-- yang hanya membawa nama sebagai juara 4 Banda Aceh lalu pun harus siap melawan mereka yang berpengalaman di kancah Provinsi itu. Memang ini hanya uji coba, namun harus ada sesuatu yang kami tunjukkan pada semua "Kami juga ada, kami juga bisa!"
"Me and CM. versus the world!"
Kami mengambil undian yang menentukan regu apa yang kami tempatkan. Inilah daftar regu yang ada :
a. Banda Aceh putra sementara: Aku「RIAB」 dan CM「RIAB」.
b. Aceh Besar putra (tamu) Agus Lijar 「RIAB」, Qusyairi Kuba「RIAB」, Aqil Farhani「RIAB」
c. Banda Aceh putri sementara ???「???」???「???」
d. Aceh Besar putra (kuta malaka - tamu) Al-Hafidh Akbar「RIAB」, Jamalul Mukminin「RIAB」, Muhajirin「RIAB」
e. Aceh Besar putri (tamu) ???「???」???「???」???「???」
Kami melewati babak pemerataan dengan lumayan lancar, hanya terbuang 25 poin dari poin maksimal yang dapat diraih. Namun itu termasuk yang terkecil diantara yang lain. Hanya berjarak 25 poin juga lah dengan akhi agus dkk. yang menjadi pemuncak.
Namun seperti kelemahan kami sebelum-sebelumnya, kami selalu tak berkutik dilontaran, fathurrahman dan mawaris. Kami harus mengakui kelambatan kami. Namun, hasil sepenuhnya tidaklah buruk dibayangkan. Kami akhirnya melampaui target, dan berhasil memegang kendali di posisi kedua.
Mungkin bagi mereka para tamu, ajang uji coba ini bukanlah suatu yang penting. Namun bagi kami sendiri ini adalah tempat dimana kami harus membuktikan bahwa kami layak untuk menjadi bagian dari formasi permanen Kota Madya Banda Aceh di MTQ Provinsi Aceh tahun 2015 mendatang di Nagan Raya. Sekian.
"Bismillahirrahmanirrahim... perjalanan ini dimulai!" #141018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar